Menghadapi malam pertama bukan perkara gampang. Bila salah langkah, rumah tangga bisa kacau.
Malam pertama selalu menjadi malam yang dinanti-nantikan para pasangan muda baru menikah. Di malam yang terindah itu, Anda akan bersatu dengan pasangan untuk pertama kalinya, secara sah. Meski namanya malam pertama, naik peraduan bersama mungkin baru terjadi di malam kedua atau ketiga, setelah acara resepsi selesai dan stamina pengantin pulih kembali.
Malam pertama akan menjadi momen yang mendebarkan bagi pasangan muda. Ada kalanya, malam pertama akan berlalu tanpa hasil karena pasangan pengantin sama-sama belum berpengalaman dalam mengatasi hambatan yang muncul. Jika tidak diatasi, hambatan ini mungkin akan menjadi sumber keributan dalam rumah tangga.
Masalah Perempuan
Menurut psikolog Dra. Ninik A Bawani, hambatan dapat datang dari wanita maupun pria. Seperti saat ini, banyak anak-anak remaja telah melakukan seks pranikah, namun banyak pria masih menganggap istri yang baru dinikahinya masih perawan. Padahal, dia sendiri juga sudah pernah melakukan hubungan seks dengan orang lain. Hal ini sering menjadi hambatan menjalani rumah tangga selanjutnya.
Ninik menyarankan, sebaiknya kedua belah pihak melakukan konsultasi atau konseling terlebih dahulu agar semuanya menjadi terbuka. Apakah dapat menerima pasangannya sudah tidak perawan atau perjaka lagi. "Ini untuk menghindari menghadapi malam pertama yang selama ini tersembunyi, bila ternyata si istri diketahui tidak perawan, menjadi ribut," kafa psikolog dari RSI Bintaro ini.
Tuntutan pekerjaan juga sering membuat malam pertama menjadi tidak relaks karena ketakutan akan hal-hal yang terjadi setelah berhubungan seks misalnya menjadi hamil. Banyak wanita yang karirnya akan bermasalah jika ia hamil.
Masalah Laki-laki
Laki-laki yang sering "jajan" sebelum menikah akan dihantui rasa kecemasan kemungkinan dirinya sudah terserang penyakit kelamin yaang dapat menular ke istrinya di malam pertama. Masalah lain lagi, sering "jajan", membuat si pria terbiasa dilayani begitu saja tanpa memberikan kasih sayang terlebih dahulu. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan suami istri khususnya pada malam pertama.
Padahal, Ninik menegaskan, untuk suami istri, tidak sekedar "menyalurkan" saja, tapi juga saling memberi antara kedua belah pihak.
Ukuran penis juga dapat menghambat menjalani malam pertama. Laki-laki yang merasa ukuran penisnya tidak memenuhi syarat akan cemas karena merasa tidak meniadi laki-laki sempurna. Padahal, ukuran penis bersifat relatif dan jarang wanita yang bisa mengetahui ukuran yang memuaskan baginya.
Dapat Diminimalkan
Menurut psikolog Dra. Ninik A Bawani, agar malam pertama tidak menjadi masalah, kedua belah pihak, Anda bersama pasangan harus mengerti bahwa malam pertama pasti akan menghadapi berbagai hambatan. Namun hambatanhambatan tersebut dapat diminimalkan kedua belah pihak agar kekecewaan dan penyesalan tidak terjadi di kemudian hari.
Meminimalkan hambatan dapat dilakukan dengan cara: Anda bersama pasangan mengerti tentang seks sebelum menghadapi malam pertama. Pendidikan seks ini diperlukan untuk mengetahui dan mengerti fungsi-fungsi alai reproduksi masing-masing pasangan dan cara berhubungan seks yang benar. Selain itu wawasan seks juga harus lebih baik. Misalnya, tanda keperawanan tidak selamanya ditandai dengan keluarnya darah di malam pertama. Karena banyak pula wanita memiliki selaput darah elastis sehingga tidak mengeluarkan darah saat berhubungan seks pertama kali. Kedua belah pihak sebaiknya mengetahui agar tidak timbul kecurigaan di kemudian hari.
Komunikasi sangat penting sekali antara Anda dan pasangan. Anda harus memahami pasangan Anda. Pasalnya, banyak wanita kurang mendapat pendidikan seks akibat pola asuh yang salah dimana keluarganya tabu membicarakan seks. Padahal hal yang sangat wajar terjadi perasaan sakit pado pengantin perawan.
Begitu juga dengan sang pria, harus mengetahul proses hubungan seks dimana wanita yang perawan pasti akan sakit. Bila tidak melakukan foreplay memadai, dimana si pria langsung saja, mengakibatkan vagina menjadi terkunci, yang berakibat justru menambah kesakitan saat berhubungan seks.
Untuk itu, foreplay penting untuk kenyamanan menghadapi malam pertama. Karena dengan foreplay maka akan terbentuk lumbrikasi yang melancarkan proses kegiatan malam pertama Anda. "Jadi laki-laki harus tahu bahwa malam pertama, wanita akan mengalami kesakitan, bukan karena penolakan, Yang akhirnya laki-laki sakit hati, terus diam-diaman sama pasangan. Rumah tangga akhirnya bisa goyang," ujar psikolog awet muda ini.
Konseling Perkawinan
Ninik menganjurkan, sebelum menikah sebaiknya melakukan konseling perkawinan agar dapat mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi pada malam pertama yang berhubungan dengan kegiatan seksual. Karena malam pertama tidak selamanya berjalan sempurna. Namun bila ada hambaton dapat diminimalkan.
Selain itu, keterbukaan masing-masing pihak diperlukan agar dapat menerima kekurangan pasangannya. "Jadi persiapan-persiapan diri dari konsekwensi perkawinan bila terjadi kehamilan, hubungan seks, tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi juga pasangan, foreplay clan afterploy. Konseling perkawinan penting sekali, namun sayangnya belum populer," ujar Ninik.
PERSIAPAN MENGHADAPI MALAM PERTAMA ALA NINIK A BAWANI
1. Melakukan konseling perkawinan terlebih dahulu. Siapkan mental dan mengerti betul tentang pendidikan seks, fungsi organ-organ intim hubungan seks dan komunikasi yang baik dengan pasangan.
2. Bila ada masalah pecahkan bersama. Hubungan seks pertama harus saling sharing dan berempati.
3. Ukuran penis dan hubungan seks bukanlah ukuran kesempurnaan untuk menghadapi malam pertama. Yang penting bukan kesempurnaan tetapi adanya kebersamaan dan saling pengertian kedua belah pihak agar hambatan di malam pertama tidak terjadi.
4. Usia sebaiknya sudah matang, sehingga secara emosi ada kesiapan untuk menghadapi perkawinan. Karena seringkali usia muda, umur belum matang dan belum siap menikah, ia akan lebih egosentris dan mementingkan diri sendiri.
Malam pertama selalu menjadi malam yang dinanti-nantikan para pasangan muda baru menikah. Di malam yang terindah itu, Anda akan bersatu dengan pasangan untuk pertama kalinya, secara sah. Meski namanya malam pertama, naik peraduan bersama mungkin baru terjadi di malam kedua atau ketiga, setelah acara resepsi selesai dan stamina pengantin pulih kembali.
Malam pertama akan menjadi momen yang mendebarkan bagi pasangan muda. Ada kalanya, malam pertama akan berlalu tanpa hasil karena pasangan pengantin sama-sama belum berpengalaman dalam mengatasi hambatan yang muncul. Jika tidak diatasi, hambatan ini mungkin akan menjadi sumber keributan dalam rumah tangga.
Masalah Perempuan
Menurut psikolog Dra. Ninik A Bawani, hambatan dapat datang dari wanita maupun pria. Seperti saat ini, banyak anak-anak remaja telah melakukan seks pranikah, namun banyak pria masih menganggap istri yang baru dinikahinya masih perawan. Padahal, dia sendiri juga sudah pernah melakukan hubungan seks dengan orang lain. Hal ini sering menjadi hambatan menjalani rumah tangga selanjutnya.
Ninik menyarankan, sebaiknya kedua belah pihak melakukan konsultasi atau konseling terlebih dahulu agar semuanya menjadi terbuka. Apakah dapat menerima pasangannya sudah tidak perawan atau perjaka lagi. "Ini untuk menghindari menghadapi malam pertama yang selama ini tersembunyi, bila ternyata si istri diketahui tidak perawan, menjadi ribut," kafa psikolog dari RSI Bintaro ini.
Tuntutan pekerjaan juga sering membuat malam pertama menjadi tidak relaks karena ketakutan akan hal-hal yang terjadi setelah berhubungan seks misalnya menjadi hamil. Banyak wanita yang karirnya akan bermasalah jika ia hamil.
Masalah Laki-laki
Laki-laki yang sering "jajan" sebelum menikah akan dihantui rasa kecemasan kemungkinan dirinya sudah terserang penyakit kelamin yaang dapat menular ke istrinya di malam pertama. Masalah lain lagi, sering "jajan", membuat si pria terbiasa dilayani begitu saja tanpa memberikan kasih sayang terlebih dahulu. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan suami istri khususnya pada malam pertama.
Padahal, Ninik menegaskan, untuk suami istri, tidak sekedar "menyalurkan" saja, tapi juga saling memberi antara kedua belah pihak.
Ukuran penis juga dapat menghambat menjalani malam pertama. Laki-laki yang merasa ukuran penisnya tidak memenuhi syarat akan cemas karena merasa tidak meniadi laki-laki sempurna. Padahal, ukuran penis bersifat relatif dan jarang wanita yang bisa mengetahui ukuran yang memuaskan baginya.
Dapat Diminimalkan
Menurut psikolog Dra. Ninik A Bawani, agar malam pertama tidak menjadi masalah, kedua belah pihak, Anda bersama pasangan harus mengerti bahwa malam pertama pasti akan menghadapi berbagai hambatan. Namun hambatanhambatan tersebut dapat diminimalkan kedua belah pihak agar kekecewaan dan penyesalan tidak terjadi di kemudian hari.
Meminimalkan hambatan dapat dilakukan dengan cara: Anda bersama pasangan mengerti tentang seks sebelum menghadapi malam pertama. Pendidikan seks ini diperlukan untuk mengetahui dan mengerti fungsi-fungsi alai reproduksi masing-masing pasangan dan cara berhubungan seks yang benar. Selain itu wawasan seks juga harus lebih baik. Misalnya, tanda keperawanan tidak selamanya ditandai dengan keluarnya darah di malam pertama. Karena banyak pula wanita memiliki selaput darah elastis sehingga tidak mengeluarkan darah saat berhubungan seks pertama kali. Kedua belah pihak sebaiknya mengetahui agar tidak timbul kecurigaan di kemudian hari.
Komunikasi sangat penting sekali antara Anda dan pasangan. Anda harus memahami pasangan Anda. Pasalnya, banyak wanita kurang mendapat pendidikan seks akibat pola asuh yang salah dimana keluarganya tabu membicarakan seks. Padahal hal yang sangat wajar terjadi perasaan sakit pado pengantin perawan.
Begitu juga dengan sang pria, harus mengetahul proses hubungan seks dimana wanita yang perawan pasti akan sakit. Bila tidak melakukan foreplay memadai, dimana si pria langsung saja, mengakibatkan vagina menjadi terkunci, yang berakibat justru menambah kesakitan saat berhubungan seks.
Untuk itu, foreplay penting untuk kenyamanan menghadapi malam pertama. Karena dengan foreplay maka akan terbentuk lumbrikasi yang melancarkan proses kegiatan malam pertama Anda. "Jadi laki-laki harus tahu bahwa malam pertama, wanita akan mengalami kesakitan, bukan karena penolakan, Yang akhirnya laki-laki sakit hati, terus diam-diaman sama pasangan. Rumah tangga akhirnya bisa goyang," ujar psikolog awet muda ini.
Konseling Perkawinan
Ninik menganjurkan, sebelum menikah sebaiknya melakukan konseling perkawinan agar dapat mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi pada malam pertama yang berhubungan dengan kegiatan seksual. Karena malam pertama tidak selamanya berjalan sempurna. Namun bila ada hambaton dapat diminimalkan.
Selain itu, keterbukaan masing-masing pihak diperlukan agar dapat menerima kekurangan pasangannya. "Jadi persiapan-persiapan diri dari konsekwensi perkawinan bila terjadi kehamilan, hubungan seks, tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi juga pasangan, foreplay clan afterploy. Konseling perkawinan penting sekali, namun sayangnya belum populer," ujar Ninik.
PERSIAPAN MENGHADAPI MALAM PERTAMA ALA NINIK A BAWANI
1. Melakukan konseling perkawinan terlebih dahulu. Siapkan mental dan mengerti betul tentang pendidikan seks, fungsi organ-organ intim hubungan seks dan komunikasi yang baik dengan pasangan.
2. Bila ada masalah pecahkan bersama. Hubungan seks pertama harus saling sharing dan berempati.
3. Ukuran penis dan hubungan seks bukanlah ukuran kesempurnaan untuk menghadapi malam pertama. Yang penting bukan kesempurnaan tetapi adanya kebersamaan dan saling pengertian kedua belah pihak agar hambatan di malam pertama tidak terjadi.
4. Usia sebaiknya sudah matang, sehingga secara emosi ada kesiapan untuk menghadapi perkawinan. Karena seringkali usia muda, umur belum matang dan belum siap menikah, ia akan lebih egosentris dan mementingkan diri sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar